Haiiii, pernah nggak sih kalian ngobrol sama teman yang ngomong pake bahasa Inggris terus mereka bilang “so-so”? Kalau saya sih, pertama kali denger langsung bingung. Apaan tuh so-so? Jadi jadi? Terus kenapa dipake buat jawab “how are you”? Nah, setelah belajar bertahun-tahun dan ngelakuin banyak kesalahan (iya, saya pernah salah pake so-so di situasi yang salah), akhirnya saya paham banget nih arti dan penggunaan so-so yang bener.
Apa Itu So-So?
Jadi begini, arti so-so dalam bahasa inggris itu sebenarnya bukan cuma “biasa aja” doang. Kalau kita lihat kamus, so-so itu punya nuansa khusus yang seringkali nggak kita tangkep. Dulu saya kira so-so itu sama aja kayak “okay” atau “fine”, tapi ternyata beda loh.
So-so itu artinya “neither good nor bad” – alias di tengah-tengah antara bagus dan jelek. Bukan positif, bukan juga negatif. Netral gitu deh. Bayangin kayak nilai 5 dari 10, atau makanan yang edible tapi nggak enak banget juga nggak.
Contoh pribadi nih: waktu pertama kali ngobrol sama native speaker, dia nanya “How’s your new job?” Saya jawab “So-so” dengan bangganya (karena baru belajar). Eh dia langsung bingung dan tanya “Oh, so you don’t like it?” Hadeh, malu banget waktu itu. Ternyata so-so itu punya konotasi lebih negatif daripada “fine” atau “okay”.
Kenapa Harus Paham So-So?
Kalau kalian kayak saya dulu yang suka nonton film tanpa subtitle, pasti pernah denger so-so ini. Atau pas baca review film di IMDb, ada yang komentar “The movie was just so-so”. Itu artinya filmnya pas-pasan atau nggak bagus-bagus amat, tapi nggak sampai buruk juga.
Saya pernah ngalamin ini waktu nonton film yang hype banget di Twitter. Semua orang bilang bagus, eeeh pas nonton ternyata so-so aja. Rasanya kayak… ya gitu deh, nggak sesuai ekspektasi tapi juga nggak sampai nyesel nonton. Nah, itu loh perasaan yang coba diungkapin sama so-so.
Penggunaan So-So sebagai Adjective (Kata Sifat)
Ini nih yang paling sering dipake. So-so sebagai kata sifat buat nge-describe sesuatu yang mediocre atau average.
Contoh-contoh Nyata dari Kehidupan Sehari-hari:
Contoh Obrolan berkaitan dengan Skill/Ability:
Saya punya teman yang suka nyanyi di karaoke. Suaranya… hmm, so-so lah. Bukan angelic voice tapi juga nggak fals. Pas dia nanya “Gimana suara gue?” I could honestly say “Your singing is just so-so, but you have great stage presence!” Jadi lebih sopan daripada bilang “Jelek” kan?
Contoh Obrolan Berkaitan dengan Makanan:
Pernah makan di restoran baru yang viral di Instagram? Saya pernah. Foto-fotonya kece, tapi rasa makanannya so-so aja. Waktu teman nanya “Enak nggak?” Jawabnya jujur: “The food is so-so, but the ambiance is amazing!” Ini artinya makanannya biasa aja, tapi tempatnya bagus.
Contoh Obrolan Berkaitan dengan Barang yang Dibeli:
Beli pulpen mahal dari toko fancy, eh ternyata nulisnya so-so aja. Bisa nulis sih, tapi nggak sehalus yang dibayangkan. “I bought this expensive pen, but its performance is just so-so.”
Contoh Kalimat Lengkap:
- “My English speaking skill is still so-so, but I’m practicing every day”
- “The hotel room was so-so, nothing special but clean enough”
- “Her explanation was so-so, I still have many questions”
Penggunaan So-So sebagai Adverb (Kata Keterangan)
Ini yang lebih tricky sih. So-so sebagai adverb biasanya buat nge-describe cara sesuatu dilakukan dengan standar yang biasa aja, nggak outstanding.
Sebagai contoh waktu ikut lomba piano waktu SMP, ibu saya ngomong “You played so-so, but I’m still proud of you!” Waktu itu sedih banget karena mikir “Hah? Cuma so-so?” Tapi seiring waktu, saya paham maksudnya. Bukan bermainnya jelek, tapi nggak spektakuler juga. Biasa aja.
Contoh Kalimat yang Sering Dipakai:
- “She performed so-so in the exam, but she studied hard”
- “They welcomed me so-so, without much enthusiasm”
- “I practiced so-so this week, need to step up my game”
Kapan Harus dan Nggak Harus Pakai So-So
Ini penting banget nih. Dulu saya sering salah karena pake so-so di mana-mana. Ternyata ada aturan nggak tertulis soal ini.
Situasi yang Boleh Pakai So-So:
- Dengan teman dekat atau konteks informal: Kalau ngobrol sama sahabat, boleh lah bilang “Today’s test was so-so”
- Saat memberi feedback yang honest tapi nggak mau menyakiti: “Your presentation was so-so, but your confidence was great!”
- Review produk/makanan/film secara casual: “The movie was so-so, I give it 5/10”
- Menjawab pertanyaan “How are you?” dari orang yang akrab: Boleh jawab “So-so, had better days”
Situasi yang JANGAN Pakai So-So:
- Interview kerja: PERNAH banget ini, waktu interview bahasa Inggris dulu, saya jawab “So-so” pas ditanya skill. Langsung dilihat aneh sama interviewer. Lebih baik pakai “I’m continuously improving” atau “I have intermediate proficiency”
- Formal presentation: Nggak professional bilang “Our performance this quarter was so-so”
- Dengan orang yang baru kenal: Bisa terdengar negative atau complaint
- Email profesional: Jangan pernah tulis “The meeting went so-so”
Perbedaan So-So dengan Sinonim Lainnya
Ini yang bikin saya bingung dulu. Kan ada banyak kata yang artinya mirip-mirip, bedanya apa?
So-So vs Okay/Fine
- Okay/Fine: Lebih netral dan positif. Kalau bilang “I’m okay” itu artinya lumayan baik.
- So-so: Punya nuansa negatif tipis. “I’m so-so” = ada yang nggak beres, tapi nggak parah.
So-So vs Passable/Adequate
Passable/Adequate: Lebih formal, buat konteks profesional. “The work is adequate” terdengar lebih professional daripada “so-so”.
So-So vs Mediocre
Mediocre: Lebih kuat konotasi negatifnya. So-so masih bisa diterima, mediocre itu udah deket “jelek”.
Tabel Perbandingan
| Kata | Konotasi | Formalitas | Kapan Pakai |
|---|---|---|---|
| So-so | Netral ke negatif tipis | Informal | Teman, casual chat |
| Okay | Netral ke positif | Semi-formal | Umum, aman |
| Fine | Positif ringan | Formal | Profesional, sopan |
| Passable | Netral | Formal | Review, feedback |
| Mediocre | Negatif | Formal | Kritik tajam |
Kesalahan Umum yang Sering Terjadi
Dari pengalaman ngajarin teman-teman, ini kesalahan paling sering:
- Pake so-so buat jawab “How are you?” ke orang yang nggak akrab
– Salah: “How are you?” → “So-so” (ke bos atau dosen)
– Benar: “I’m doing well, thank you” atau “Pretty good” - Pake so-so di essay atau tugas kuliah
– Salah: “The research method was so-so”
– Benar: “The research method was adequate but had limitations” - Pake so-so terus menerus tanpa konteks
– Salah: “Everything is so-so”
– Benar: Spesifik, “The food was so-so, but the service was excellent”
Tips Praktis buat Latihan
Gimana caranya biar nggak salah pake so-so lagi? Ini tips dari pengalaman saya:
1. Role-play situasi:
Coba praktek sama teman. Satu orang jadi interviewer, satu jadi interviewee. Latihan jawab pertanyaan tanpa pake so-so.
2. Keep a journal:
Tiap hari tulis satu kalimat pake so-so tentang pengalaman hari itu. “Today’s lunch was so-so because…” Ini ngebantu build konteks yang natural.
3. Watch and learn:
Nonton vlog orang Inggris, catet kapan mereka pake so-so. Saya sering nonton review channel di YouTube, mereka pake “so-so” pas ngereview gadget yang pas-pasan.
4. The replacement test:
Sebelum pake so-so, coba ganti dengan “okay”. Kalau masih make sense dan nggak terlalu negatif, boleh dipake. Kalau jadi aneh, ganti aja.
Contoh Percakapan Nyata
Biar lebih jelas, ini contoh percakapan yang pernah saya alami:
Situasi 1 – Di Kampus:
A: “How was the new professor’s class?”
B: “It was so-so. I mean, she knows her stuff, but the way she explains is kinda boring. I’ll give it another week.”
A: “Yeah, first classes are usually like that.”
Situasi 2 – Review Restoran:
A: “Worth it nggak makan di sini?”
B: “The food’s so-so, but the price is cheap. If you’re hungry and broke, it’s okay lah.”
A: “Hmm, maybe I’ll try somewhere else then.”
Situasi 3 – Ngobrol Santai:
A: “How’s your day going?”
B: “So-so lah. Morning was great, but afternoon got stressful with assignments.”
A: “Same here! Let’s grab coffee and complain together.”
Cultural Notes yang Penting
Dari ngobrol sama native speaker, saya belajar bahwa so-so itu punya cultural nuance:
- American vs British: Orang Amerika lebih sering pake “okay” atau “fine”, sementara British lebih sering pake “not bad” atau “alright”. So-so itu universal tapi lebih common di American English.
- Generational difference: Generasi muda (millennial, Gen Z) lebih sering pake “meh” atau “it’s okay” daripada so-so. So-so terdengar agak old-fashioned kadang-kadang.
- Context is king: Di Silicon Valley misalnya, bilang “so-so” tentang startup bisa berarti “nggak scalable” atau “nggak promising”. Jadi hati-hati!
Jadi, arti so-so dalam bahasa inggris itu lebih dari sekadar “biasa aja”. Ini adalah alat komunikasi yang powerful buat ngasih feedback yang honest tapi nggak hurtful – KALAU dipake dengan benar.
Dari pengalaman saya, kunci utamanya adalah:
-
Know your audience: Formal → hindari so-so. Informal → boleh pake.
-
Provide context: Jangan cuma bilang so-so, tambahin kenapa.
-
Read the room: Kalau situasinya butuh positivity, pilih kata lain.
Ingat, bahasa itu hidup. So-so itu kayak pisau bisa berguna kalau pake dengan tepat, bisa bikin luka kalau sembarangan. Saya sendiri sekarang lebih hati-hati pake so-so, tapi tetep pake kalau emang situasinya pas.
Semoga penjelasan ini bermanfaat dan kalian nggak ngalamin malu-malu kayak saya dulu! Kalau masih bingung, coba praktek aja dulu sama teman terdekat. Yang penting, jangan pernah pake so-so di interview kerja ya! Trust me, I’ve been there and it wasn’t pretty.
Kalo kamu pingin merasakan lingkungan yang mendukungmu segera daftarkan dirimu di Kampung Inggris LC. Ikuti juga semua informasi seputar kampung inggris LC di sosial media KILC!

2 Responses
thankyou for the information !!
Urwell kak Gamal! ^_^