Search

Story Telling: Pengertian dan Contohnya dalam Bahasa Inggris

Di dalam bahasa Inggris, ada teknik bercerita seperti halnya dalam bahasa Indonesia. Biasanya disebut dengan istilah  story telling.

Banyak sekali ragam cerita yang dapat dijadikan story telling dalam bahasa Inggris. Umumnya, cerita ini berupa legenda maupun dongeng. Story telling seringkali disajikan dengan cara sangat menarik. Pencerita atau story teller menggunakan alat peraga seperti boneka, kostum yang unik maupun intonasi suara yang berbeda-beda.

Kursus Bahasa Inggris

Arti Story Telling

Story telling adalah teknik bercerita yang dibawakan oleh seseorang untuk menghibur audience. Story telling menekankan kemampuan penyaji dalam menyampaikan cerita dengan gaya, intonasi, serta alat peraga untuk membuat audience tertarik.

Story telling termasuk dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Inggris di sekolah. Selain untuk melatih kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris, story telling juga bermanfaat untuk melatih kemampuan mendengar atau listening untuk para siswa.

Public speaking adalah skill yang harus dimiliki oleh seorang penyaji. Ia harus dapat menyampaikan cerita dengan baik, memahami karakter tokoh di dalam cerita, menirukan suara, mengatur nada dan intonasi cerita, serta menggunakan alat bantu. Tentu akan sangat tidak menarik apabila story telling dibacakan seperti teks pidato.

Cerita yang dibawakan dalam story telling biasanya adalah cerita yang menarik. Misalnya seperti legenda, dongeng, atau fabel. Tidak peduli apakah cerita itu nyata atau tidak, yang terpenting cerita itu menarik. Dan bentuk teks dari story telling adalah narrative text.

Biasanya, penyaji akan memberikan pertanyaan seputar cerita yang disampaikan. Bisa saja moral value, pertanyaan seputar tokoh dalam cerita, dan sebagainya.

Tujuan 

Adanya story telling bukan tanpa tujuan. Meskipun audience tidak merasa seperti belajar, namun ada banyak pelajaran yang bisa didapatkan dari story telling. Adapun tujuan dari story telling, di antaranya:

  1. Memberikan rasa senang, bahagia, serta menciptakan imajinasi audience.
  2. Memberikan pengalaman baru serta menambah wawasan audience.
  3. Membuka wawasan dan pemahaman mengenai suatu cerita.
  4. Mendapatkan nilai moral dan budi pekerti yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.
  5. Melatih daya tangkap dan konsentrasi audience.
  6. Penyaji dapat melatih gaya bicara serta menambah perbendaharaan kata.
  7. Melatih daya pikir dan fantasi audience.

Generic Structure Story telling

Story telling disusun dengan mengacu pada strukturnya. Dimana terbagi menjadi tiga bagian, yaitu orientation, complication, dan resolution. Berikut ini akan dijabarkan satu per satu penjelasan setiap strukturnya:

1. Orientation

Orientation terletak pada paragraf pertama dalam sebuah teks narasi story telling. Pada bagian ini, berisi tentang informasi what, where, when, dan  who. Pada bagian ini akan dijabarkan pelaku – pelaku yang ada dalam cerita, dimana, kapan, serta apa yang terjadi.

2. Complication

Pada bagian complication ini, tokoh dalam cerita mengalami konflik. Terjadi gesekan antar pelaku peristiwa yang membuat cerita semakin seru. Dimana gesekan ini juga menimbulkan pertentangan. Secara teori, konflik umumnya dibedakan menjadi tiga macam, yaitu social conflict, natural conflict, dan psychological conflict.

3. Resolution

Bagian resolution merupakan kesimpulan dari akhir cerita, dimana pertentangan diredakan. Akhir cerita ini dapat berupa happy ending story atau sad ending story.

Tips dalam Story telling

Supaya menarik, pembawaan penyaji story telling juga harus diperhatikan. Di bawah ini adalah tips yang harus dilakukan supaya menarik ketika membawakan story telling:

1. mimik wajah

Penyaji story telling harus mampu menyajikan wajah sesuai dengan karakter atau suasana dalam cerita. Apakah itu saat marah, sedih, atau bahagia. Jangan sampai wajah datar tanpa ekspresi, karena ekspresi dalam cerita dapat membangun cerita menjadi lebih menarik.

2. kontak mata

Lakukan kontak mata dengan audience, dengan begitu audience merasa diajak berinteraksi oleh penyaji cerita. Penyaji juga dapat melihat apakah audience menyimak jalan cerita melalui kontak mata ini.

3. suara

Tinggi rendahnya suara juga harus diperhatikan oleh sang penyaji story telling. Intonasi suara berguna sebagai refleksi cerita dan menandakan bahwa cerita mulai memasuki tahap yang menegangkan. Bahkan, pendongeng atau penyaji juga dapat menirukan suara – suara dalam karakter yang ada dalam cerita.

4. gerak tubuh

Sebagai penyaji dongeng yang baik, gerak tubuh harus digunakan. Supaya dalam membawakan cerita lebih menarik dan seru.

5. alat peraga

Meskipun utamanya untuk menceritakan kembali, namun penggunaan alat peraga juga dapat dilakukan. Agar dalam pembawaan cerita lebih menarik. Misalnya boneka kecil, atau figur – figur yang sesuai dengan cerita.

Contoh Story telling

Setelah membaca penjelasan hingga tips untuk story telling, kini saatnya kamu mencoba memahami dengan contoh – contoh story telling di bawah ini. Yuk simak contohnya!

Race of the Slow Rabbit and the Fast Turtle

In the forest, there lived a turtle and a rabbit. One day, rabbit boasted turtle about how fast he could run. He was laughing at the turle because the turtle very slow.

Don’t want to be harassed, turtle challenged a rabbit to a race. Rabbit laughing so much, he thought it was a joke from rabbit. But, it wasn’t a joke, the rabbit and turtle really do race.

As the race began, off course the rabbit raced away ahead of the turtle. He can’t see the turtle behind him. And then, he decided to stop and take a nap under the tree. 

Unexpected, the turtle run slow but he could passed the rabbit when the rabbit sleep. At the end, the turtle can race to the finish line before the rabbit. The turtle keep going step by step to race the finish line.

When the rabbit woke up, he couldn’t see the turtle again. And then, the rabbit run as fast as he could, but it’s to late, he found the turtle waiting for him there.

 

The Crow and the Eagle

In the forest, there lived a crow on a tree top. Everyday, the crow watch with utter wonder the acts of an eagle. Eagle had a nest high up on a mountain. The eagle swoop down from there to get hold of a lamb and fly up again, and repeat again.

The crow amazed by the feat of the eagle. One day, the crow wanted to imitate the eagle. So, he flew as high as he could. From there, he began to swoop down searching the prey.

But, when he flew down, he couldn’t control himself. He crashed on the ground and broke his beak. Now, not only his beak broken, but he can’t flew anymore.

Demikianlah pembahasan tentang story telling dalam bahasa Inggris. Apakah kamu berminat mempelajarinya?

Baca juga: Telling Time, TEATU Kampung Inggris LC

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Rasakan atmosfer belajar bahasa Inggris yang berbeda bareng ratusan siswa dari berbagai kota lainnya.

Ikuti Kami

Scroll to Top
close
Holiday Ceria